Kamis, 25 September 2014

pembinaan dan pengembangan koleksi


 
A.    Kebijakan Pengembangan Koleksi

Koleksi yang baik hanya berasal dari pemilihan bahan perpustakaan yang baik pula. Untuk itu, diperlukan kebijakan yang memandu pengembangan koleksi. Dengan kebijakan pengembangan koleksi, yang secara resmi disahkan oleh pimpinan sekolah, perpustakaan memiliki pegangan untuk mengembangkan koleksinya. Selain itu, perpustakaan juga akan memiliki kekuatan resmi untuk menjalin hubungan dengan berbagai pihak, baik didalam maupun diluar lembaganya. Pengembangan koleksi haruslah selalu didasari asas tertentu,yang harus dipegang teguh. perpustakaan harus menjaga agar koleksinya berimbang sehingga mampu memenuhi kebutuhan kepala sekolah, guru, siswa, dan peneliti. Demikian pula kebutuhan kurikulum perlu diperhatikan. Sebab itu, asas pengembangan koleksi perlu diperhatikan dalam memili bahan perpustakaan, antara lain, kerelevanan, berorientasi kepada kebutuhan pengguna, kelengkapan, kemuktahiran, dan kerja sama.
Berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan, perpustakaan memilih dan mengadakan bahan perpustakaan. Kegiatan ini melibatkan pustakawan, kepala sekolah, guru, siswa, serta pihak lain yang berkepentingan dengan perpustakaan. Pemilihan bahan perpustakaan harus cermat sebelum sampai kepada langkah pengadaannya. Setiap judul yang diusulkan untuk dipesan harus diperiksa kebenaran data bibliografinya agar tidak menyulitkan pengadaan bahan pustaka tersebut. Pengadaan bahan perpustakaan merupakan proses yang panjang dan mahal karena melibatkan berbagai pihak,disamping harga buku yang terus meningkat.Proses yang panjang dan mahal ini biasanya tidak didasari oleh pengguna. Bahan perpustakaan yang diterima dibuatkan kedalinya yang berupa katalog, Dengan katalog, perpustakaan dapat mengenali seluruh koleksinya. Melalui katalog, pengguna dapat mengetahui koleksi perpustakaan. Di sinilah peranan penting pengkatalogan dan pengklasifikasian bahan pustaka perpustakaan. Selain mengendalikan koleksi, kedua hai itu sekaligus juga menginformasikan koleksi bahan perpustakaan. Setelah selesai diolah, bahan perpustakaan diserahkan ke bagian pelayanan.[1]
            Agar kebijakan pengembangan koleksi dapat dilaksanakan secara terarah, kebijakan pengembangan koleksi harus disusun secara tertulis. Kebijakan pengembangan koleksi tertulis berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, perencanaan, sebab kebijakan tersebut menjelsakan cangkupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator, dan dewan pembina perpustakaan; memberikan deskripsi yang sistematis tentang strategi pengolahan dan pengembangan koleksi yang diterapkan diperpustakaan; menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi terjamin; menjadi standar atau tolak ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi telah tercapai; membantu mempertanggung jawabkan alokasi anggaran; menjadi sarana komunikasi baik dengan masyarakat yang harus dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengembangan koleksi.[2]

B.     Fungsi dan Manfaat Kebijakan Pengembangan Koleksi
Fungsi kebijakan pengembangan koleksi:
1.      Pedoman. Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleleksi terjamin. Adanya kebijakan ini dapat menjadi standar atau tolak ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi yang telah dicapai dan memberi deskripsi yang sistematis tentang strategi pengolahan dan pengembangan koleksi yang diterapkan diperpustakaan. Membantu menerapkan metode penilaian dan pengadaan bahan pustaka. Membantu indentifikasi bahan yang perlu dipindahkan kegudang atau dikeluarkan dari koleksi.
2.      Sarana komunikasi. Masyarakat yang dilayani dan memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengembangan koleksi baik secara eksternal, maupun secara internal.
3.      Perencanaan. Yang mengatur prioritas dalam mengalokasikan berbagai sumber dana dan mempertanggung jawabkan alokasi anggaran, setelah lebih dahulu mengenal masyarakat yang akan dilayani perpustakaan, mengetahui subyek dan bidang ilmu apa yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan pemustaka.
Manfaat kebijakan pengembangan koleksi:
1.      Menjadi dokumen untuk sosialisasi kepada masyarakat, sebagai standar untuk menginformasikan kepada setiap orang tentang sifat dan ruang lingkup dan ruang koleksi.
2.      Menginformasikan kepada setiap orang prioritas secara pengoleksian.
3.      Mendorong pemikiran tentang prioritas secara organisasi untuk koleksi.
4.      Menghasilkan komitmen pada tingkatan tertentu sesuai dengan sasaran organisasi.[3]

C.     Perumusan Kebijakan Pengembangan Koleksi
Menurut Yulia (1993 : 25) tujuan Pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan kebutuhan sivitas akademika di sekolah agar perpustakaan dapat secara terencana mengembangkan koleksinya. Kewenangan merumuskan kebijakan pengembangan koleksi dipercayakan kepada:
·         Pustakawan
·         Wakil sivitas akademika
·         Wakil unit penelitian dan unit lain yang terkait.
Yang berhak melakukan seleksi terhadap usulan pembelian bahan perpustakaan adalah tim seleksi.  Yang behak menetapkan pengadaan bahan perpustakaan yang telah diseleksi adalah kepala perpustakaan. Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan sarana untuk mengkomunikasikan tujuan dan pengembangan koleksi perpustakaan. Agar kebijakan pengembangan koleksi dapat dilaksanakan secara terarah, kebijakan pengembangan koleksi harus disusun secara tertulis.[4]Rumusan yang dituangkan dalam kebijakan pengembangan koleksi tertulis dimulai dengan penjelasan singkat tentang misi perpustakaan dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai, deskripsi singkat mengenai masyarakat yang dilayani, koleksi yang telah ada, kemudian dilanjutkan dengan ketentuan-ketentuan berikut:
a)      Penjelasan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan perpustakaan dan siapa yang diberikan wewenang untuk seleksi.
b)      Metode pemilihan, pengaturan anggaran, komposisi masyarakat yang dilayani dan prioritas-prioritas tentang koleksi yang diseleksi.
c)      Masalah-masalah khusus didaftarkan secara rinci, misalnya jenis bahan yang tidak dikoleksi, berapa copy dari satu judul (duplikasi), penjilidan, dan penggantian buku atau bahan perpustakaan lain yang hilang.
d)     Penjelasan mengenai komposisi koleksi yang akan dikembangkan yang dibagi atas bidang subjek dan keterangan mengenai prioritas
e)       Bahan berbahasa asing
f)       Jenis bahan perpustakaan berdasarkan format. Definisi tiap jenis dan kategorinya, keterangan mana yang dibeli dan mana yang tidak, dan pentingnya bahan tersebut bagi koleksi atau pemakai.
g)      Hadiah dan cara penanganannya
h)      Pinjam antarperpustakaan serta jaringan dan bentuk kerjasama lain yang berpengaruh pada pengembangan koleksi.
i)        Kriteria dan tata cara penyiangan.
j)        Sikap perpustakaan terhadap sensor dan masalah lain yang berkaitan dengan kebebasan intelektual.
Penjelasan yang disebutkan di atas masih terbatas pada uraian-uraian umum yang seharusnya terdapat pada rumusan kebijakan pengembangan koleksi.[5]

D.    Asas Kebijakan Pengembangan Koleksi
Kebijakan pengembangan koleksi didasari asas berikut:
1.      Kerelevanan.
Koleksi hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat sekolah. Karena itu, perpustakaan perlu memperhatikan jenis dan jenjang program yang ada. Jenis program berhubungan dengan jumlah dan besar sekolah, Program studi, lembaga, dan seterusnya. Jenjang program meliputi program SMA IPA/IPS. Arah pengembangan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran maya juga sangat berpengaruh pada pilihan jenis media bahan perpustakaan yang perlu dikembangkan.[6]
2.      Berorientasi kepada kebutuhan pengguna.
Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Pengguna perpustakaan sekolah adalah tenaga pengajar, tenaga administrasi,siswa, yang kebutuhannya akan informasi berbeda-beda.
3.      Kelengkapan.
Koleksi hendaknya jangan hanya terdiri atas buku ajar yang langsung dipakai dalam pembelajaran, tetapi juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada secara lengkap (lihat Kep.Mendiknas, No. 0234/U/2000, tentang Pedoman Pendirian sekolah).
4.      Kemutakhiran.
Koleksi hendaknya mencerminkan kemutakhiran. Ini berarti bahwa perpustakan harus mengadakan dan memperbaharui bahan perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
5.      Kerja sama.
Koleksi hendaknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, tenaga pengajar, dan siswa. Dengan kerja sama, diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna.
6.      Rangkaian Kegiatan.
Pada umumnya, pengembangan koleksi meliputi rangkaian kegiatan sebagai berikut:
a)      Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna sesuai dengan asas tersebut di atas. Kebijakan ini disusun bersama oleh sebuah tim yang dibentuk dengan keputusan yayasan dan anggotanya terdiri atas unsur perpustakaan, sekolah, dan unit lain
b)      Menentukan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terrlibat dalam pengembangan koleksi.
c)      Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota sivitas akademika yang dilayani. Hal ini dapat dilakukan dengan cara , antara lain:
·           Mempelajari kurikulum setiap program studi
·           Memberikan kesempatan sivitas akademika untuk memberikan usulan melalui berbagai media komunikasi
·           Menyediakan formulir usulan pengadaan buku, baik secara tercetak maupun maya
·           Melayani pengguna secara berkala untuk menilai keberhasilan perpustakaan dalam melayani pengguna
d)     Memilih dan mengadakan bahan perpustakaan lewat pembelian, tukar-menukar, hadiah, dan penerbitan sendiri menurut prosedur yang tertib.[7]
e)      Merawat bahan perpustakaan. Perawatan bahan pustaka dapat dikategorikan dalam 3 jenis, yaitu:
·         Perawatan dari segi fisik bahan pustaka
·         Perawatan koleksi (isi dari keseluruhan koleksi)
·         Perawatan dari segi teknologi dan media
f)       Menyiangi koleksi Penyiangan koleksi adalah pemilahan bahan pustaka yang dinilai tidak bermanfaat lagi bagi perpustakaan. Tujuannya adalah untuk:
·         membina dan memperbaiki nilai pelayanan informasi oleh perpustakaan
·         memperbaiki penampilan dan kinerja perpustakaan
·         meningkatkan daya guna dan hasil guna ruang koleksi
g)      Menevaluasi koleksi. Evaluasi koleksi adalah upaya menilai daya guna dan hasil guna koleksi dalam memenuhi kebutuhan pengguna serta program lembaga induknya. Tujuan evaluasi koleksi adalah:
·         Mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi
·         Menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perpustakaan serta lembaga induknya
·         Mengikuti perubahan, perkembangan, sosial budaya, ilmu dan teknologi
·         Meningkatkan nilai informasi
·         Mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi
·         Menyesuaikan kebijakan penyiangan koleksi[8]
h)      Untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut, diperlukan anggaran yang memadai, karyawan yang cakap dan berdedikasi, struktur organisasi yang mantap, dan alat bantu pemilihan bahan perpustakaan yang relevan.[9]

E.     Hasil Penelitian di SMA Negeri 3 Palembang
Kegiatan pengembangan koleksi di SMA N 3 Palembang, dengan pengadaan bahan pustaka yang di butuhkan dari pengajuan kebutuhan bahan koleksi dari perpustakaan berdasrkan kebutuhan siswa yang di butuhkan, tergantung dari keputusan kepala sekola dan sumbangan dari diknas,penerbit,pembelian sendiri.
Tempat penyeleksian di SMA Negeri 3 ini sudah ada dan penyeleksian tersebut dilakukan dengan cara mengetahui minat baca pemakai, kebanyakan minat baca di perpustakaan ini dari 100%, 75% buku pendidikan dan 25% novel. Dari 75% buku pendidikan IPA yang pling dominan dibanding buku-buku pendidikan IPS
1.      Kerelevanan : pengadaan di perpustakaan ini berdasarkan kebutuhan para siswa-siswa dan gururu karna, berdasarkan kebutuhan bahan buku pendidikan.
2.      Berorientasi kepada kebutuhan pengguna : kebutuhan pengguna perpustakaan ini seperti siswa-siswa yang membutukan informasi dengan buku-buku pendidikan,
3.      Kelengkapan : koleksi perpustakaan nya terdiri dari buku-buku pendidikan,dan sara internet tetapi sara internet itu sendiri di peruntukkan untu guru dan staf tenaga kerja.
4.      Kemutakhiran :  kemutakhiran buku di perpustakaan ini cukup mutahir karena dari bahan koleksi buku-buku yang ada di perpustakaan ini tahun terbitnya masih baru.
5.      Kerjasama : pengembangan koleksi di perpustakaan ini menjalin kerjasama dengan penerbit,sumbangan dari diknas.
6.      Rangkaian kegiatan : Pengadaan dilkukan dengan pembelian sendiri, sumbangan diknas, hadia dari pengarang.
·         Dengan mempelajari atau mengetahui kurikulum program studi atau kebutuhan buku-buku apa saja yang di butuhkan. Usulan dapat dilakukan dari berbagai cara komunikasi.
·         Semua pemustaka berhak memberikan usulan dalam pengadaan koleksi.
·         Merawat dan menjaga bahan pustaka yang telah ada.
·         Penyiangan dengan mengeluarkan buku-buku yang tidak layak pakai lagi dari rak, seperti buku-buku yang sudah sobek atau rusak,tahun terbitnya sudah lama dan tidak mutakhir lagi untuk di gunakan.
·         Mengevaluasi dengan cara memantau ulang semua bahan-bahan pustakaan apakah sudah layak digunakan dan bermanfaat bagi pengguna atau pemustaka


[1] Guest. 2011. Koleksi Perpustakaan. Jurnal Univ Sumut. 1-14.
[2] Asmaria Br Perangin-angin. 2009. Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan. Universitas Sumatra Utara. 1-44
[3] Herlina. 2013.  Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan. Palembang: Noerfikri Offset. Hal: 13-15
[4] Asmaria Br Perangin-angin. 2009. Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan. Universitas Sumatra Utara. 1-44
[5] “Pengembangan Koleksi Diperpustakaan”. 18/09/2014. Meidi abdul akbar.http://meidi-aa.web.ugm.ac.id/wordpress/?p=7
[6] Herlina. 2013.  Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan. Palembang: Noerfikri Offset. Hal: 17
[7] Guest. 2011. Koleksi Perpustakaan. Jurnal Univ Sumut. 1-14.
[8]Merawat bahan pustaka dalam pengembangan koleksi”. 23/09/2014. http://mikiritugas.blogspot.com/2012/09/pengembangan-koleksi-modul-1-keg1.html. Diposkan oleh abu ahmad di 19.35
[9] Guest. 2011. Koleksi Perpustakaan. Jurnal Univ Sumut. 1-14.